KETUA Umum KONI Sumut John Ismadi Lubis didampingi Waketum II H Sakiruddin, SE., MM, Kabid Binpres Dr. Budi Valianto. MPd dan Koordinator SC Dr. Basyararuddin Daulay, MKes, Sosialisasi Tes Fisik dengan pelatih Pelatda PON 2024, Rabu (3/5).
Ketua Umum KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) Sumatera Utara. John Ismadi Lubis menegaskan, tes fisik sebenarnya kebutuhan pelatih untuk mengetahui kondisi masing-masing atletnya.
Tes fisik sebenarnya kebutuhan. Bukan untuk kami, tapi untuk para pelatih. Dari hasil tes fisik itulah baru bisa dibuatkan program latihan masing-masing atlet,” tegas John Lubis pada “Sosialisai Instrumen Test Kondisi Fisik” di Aula KONI Sumut, Jln Willem Iskandar II Medan, Rabu (3/5).
Didampingi Waketum II KONI Sumut H Sakiruddin, SE., MM, Kabid Binpres Dr. Budi Valianto, MPd dan Koordinator SC Dr. Basyararuddin Daulay, MKes, dia memastikan bahwa fisik prima itu dibutuhkan setiap cabang olahraga.
“Hari ini kita berkumpul dan mari kita diskusikan tes fisik yang terbaik secara ilmiah dan akademik. Para pelatih harus mengetahui setiap item tes yang dilakukan, sesuai kebutuhan atlet masing-masing,” tutur John Lubis.
“Tanamkan niat bahwa kita ikut PON (Pekan Olahraga Nasional) untuk berprestasi. KONI Sumut cuma fasilitator, Pengprov Cabor yang punya pelatih dan atlet sekaligus menjalankan program,” tambahnya.
Kegiatan sosialisasi itu berlangsung selama empat hari pada 2-5 Mei 2023 dengan melibatkan para pelatih yang tergabung dalam program Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) PON XXI Aceh-Sumut 2024.
Waketum I KONI Sumut Prof. Dr. Agung Sunarno, MPd membagi pesertanya dengan perimbangan 66 pelatih pada hari pertama, 43 pelatih pada hari kedua, 43 pelatih pada hari ketiga dan 38 pelatih pada hari keempat. Sosialisasi juga melibatkan petugas Wasping (Pengawasan dan Pendampingan) KONI Sumut.
“Kegiatan sosialisasi ini kita lakukan supaya tidak ada lagi komentar miring seusai tes fisik. Pelaksananya Binpres KONI Sumut dengan melibatkan semua pelatih di setiap cabor, pelatih fisik dan Wasping,” jelas John Lubis.
“Tes fisik dilakukan KONI Sumut bekerjasama dengan FIK Unimed, sehingga ada naskah akademik. Tetapi melalui kegiatan ini, mohon sepakati dulu format dan formula tes fisiknya,” tambah mantan Ketua Harian IMI Sumut tersebut.
Menurut Koordinator SC (Strenght Conditioning) Dr. Basyaruddin Daulay, M.Kes, sesuai naskah akademik bahwa tahun 2022 merupakan pembinaan intensif tahap satu dengan banyak kegiatan.
“Sekarang pembinaan intensif tahap kedua dengan enam kriteria. Hari ini kita bertemu untuk memastikan apakah pelatda sudah berjalan dengan benar. Kita akan jelaskan bentuk-bentuk tes fisik Juni mendatang dan akan kita pertajam,” tutur Baday.
“Kami juga akan datang ke lokasi latihan masing-masing dan kita akan praktekkan bentuk tesnya,” tambah mantan Dekan FIK (Fakultas Ilmu Keolahragaan) Unimed itu.
Sedangkan Kabid Binpres Dr. Budi Valianto, MPd mengatakan bahwa masalah dalam pelatda banyak sekali, antara lain berdasarkan laporan Wasping KONI Sumut.
“Setelah mendapatkan sosialisasi, kita harapkan para pelatih sampaikan ke atlet supaya tes beserta hasilnya benar-benar sesuai kebutuhan PON. Dari grafik tes, status terkini masing-masing atlet itu menjadi pondasi program latihannya,” papar Budi.
“Pelatih harus punya tes parameter cabor sebagai ukuran atau standar. Untuk menghasilkan juara, banyak faktor yang dibutuhkan dan siklusnya harus berjalan,” pungkas Dekan FIK Unimed tersebut.