MEDAN : Petinju legendaris Sumatera Utara, Erwinsyah, optimis generasi penerusnya bakal mampu mendulang medali emas pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024.
“Ada harapan dan saya optimis, tetapi mereka harus sangat serius dan kerja keras dalam latihan. Semua sesi latihan harus begitu,” jelas Erwinsyah, saat dibesuk Wakil Ketua Umum II KONI Sumut H Sakiruddin bersama unsur pengurus Hj Dahliana, Johny Ramadhan Silalahi dan Saiful Ardian di Binjai, Selasa (11/7).
“Sulit saya mengatakan rahasia saya, namun itu yang saya lakukan dulu. Latihan lari pendek dan jarak jauh, main skiping berjam-jam, memancing pukulan dan memukul, semuanya lah,” kenang pemenang medali emas PON 1977, 1981 dan 1985 tersebut.
Erwinsyah dalam setahun terakhir kena serangan stroke. Dia kini hanya terbaring dengan kondisi gula yang tidak stabil, bahkan pernah sangat rendah hingga 35 mg/dL.
Dia pun menangis haru saat dikunjungi Sakiruddin dan kawan-kawan dengan membawa titipan penyemangat dari Ketua Umum KONI Sumut John Ismadi Lubis.
“PON XI tahun 1985, saya juara. Kami Tim Sumut lantas berangkat ke Jerman Timur. Mungkin itu hadiah, karena Sumut juara umum Tinju PON,” ucap legenda tinju kelahiran 13 Juli 1952 itu.
“Kami main dekat rumah BJ Habibie, waktu itu saya juara ketiga. Selain saya, ikut juga Damanhur Siregar dan Ucok Tanamal. Ada lima petinju yang dibawa, semuanya Sumut,” tutur Erwinsyah.
Selain medali emas PON 1977, 1981 dan 1985, pria kelahiran Medan yang akan berusia 71 tahun itu juga pernah menjuarai Sarung Tinju Emas (STE) 1977 dan 1981. Juga merebut medali emas kelas ringan Piala ASEAN II Singapura 1977, perak SEA Games X Jakarta 1979, perunggu Kejuaraan Asia 1979 Bombay dan perunggu di Jerman Timur 1986.
Erwinsyah juga merajai kelas bulu/ringan beberapa kejuaraan tinju amatir tingkat nasional pada era 1980-an. Menurut Sakiruddin, Erwinsyah di masa jayanya memiliki teknik tinju yang nyaris sempurna dengan didukung fisik yang sangat prima.
“Dia memang tidak memiliki pukulan mematikan. Namun teknik bertinjunya hampir sempurna, itu semua karena latihan dan kerja kerasnya,” beber Sakiruddin, mantan gelandang PSMS Medan Persiraja Banda Aceh.
“Kami sempat sama dulu TC PON. Bang Erwin itu bisa main skiping sampai tiga jam dan latihan naik turun tribun di Stadion Teladan sampai ratusan kali,” timpal Dahliana, mantan atlet silat